BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pendidikan Seni Budaya dan
Keterampilan diberikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak
pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi
dan berapresiasi melalui pendekatan : “belajar dengan seni,” “belajar melalui
seni” dan “belajar tentang seni.” Peranan ini tidak bisa diberikan oleh mata
pelajaran lain.
Untuk dapat menguasai dan
melaksanakan pelaksanaan pembelajaran terpadu seni di sekolah dasar, di
haruskan mempelajari materi subtasi seni ( Musik, Tari, dan Seni rupa ) seperti
wawasan seni, pengetahuan dasar seni, apresiasi seni, pengalaman mengelolah dan
mencipta karya seni untuk anak SD. Selain itu perlu perlu menguasai seluk beluk
pembelajaran terpadu seni seperti konsep dasar pendidikan seni di SD, kemampaun
dan karakteristik seni anak SD, serta desain pembelajaran terpadu seni di SD.
Musik merupakan salah satu cabang
seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Musik ibarat bahasa
gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal
dan dapat dinikmati oleh siapa saja pada waktu kapan saja. Dalam menciptakan karya
musik harus mempunyai konsep dasar/garapan musik yang akan dibuat. Untuk
menciptakan musik yang akan diberikan kepada anak setingkat SD, perlu menyusun
konsep-konsep garapan dengan mempertimbangkan berbagai unsur konsep
dasar/garapan musik.
2. Tujuan
Pendidikan seni musik merupakan
suatu proses pendidikan yang membantu anak dapat menyatakan ungkapan perasaan
prilakunya dengan ekspresi diri baik malalui olah musik, beberapa hal tersebut
dapat di temukan dalam uraian makalah ini dengan susunan pembahasan yang
terdapat pada daftar isi.
Adapaun manfaat yang dapat di temukan antara
lain di harapkan :
1.
Dapat
mempraktekkan olah musik dengan benar, yakni :
a. Bernyanyi dengan teknik yang benar
b. Mendireksi dengan teknik yang benar
c. Bermusik ( bermain musik ) dengan teknik
yang benar
2.
Mampu
menciptakan karya musik untuk anak SD dengan benar, yaitu :
a. Menciptakan nyanyian untuk anak SD
b. Menciptakan lagu instrumentalia
sederhana untuk anak SD
3.
Rumusan Masalah
Dalam menjalankan suatu pembelajaran
dalam kelas, terdapat berbagai permasalahan – permasalahan yang terkadang
membuat kita sulit dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin kita capai,
tapi semua itu adalah hal yang wajar dalam melakukan pembelajaran, dalam
menyikapi hal – hal tersebut maka sebagai seorang pendidik memang perlu
membekali diri dengan pengetahuan dan keterampialan. Terlepas dari dua hal
tersebut juga perlu dukungan dari berbagai aspek misalnya sarana dan prasarana
pendukung materi itu sendiri, adapun beberapa kesulitan atau permasalahan yang
sering di temui dalam pembelajaran pendidikan seni, antara lain :
v Tingkat kecerdasan siswa
v Rata – rata guru masih kurang
menguasai seni ( olah vocal, dan seni bermusik)
v Sarana, media dan alat seni di sekolah
masih sangat minim bahkan tidak tersedia
v Kurangnya perhatian akan bidang
pendidkan seni.
BAB I
OLAH
MUSIK
A. BERNYANYI
Tehnik pernapasan sebagai salah satu
modal dasar dalam memproduksi suara yang baik. Tehnik bernyanyi mencakup
artikulasi, resonansi dan beberapa yang berhubungan penguasaan lagu serta
penampilan.
1.
Pernafasan
Pernafasan yang sangat baik sangat
diperlukan saat bernyanyi karna bernyanyi
merupakan suatu peristiwa
bergetarnya pita suara oleh udara. Jadi udara lah yang menggetarkan pita suara.
Udara dalam paru-paru dihasilkan dari proses pernafasan. Dalam bernyanyi
dikenal jenis pernafasan, yaitu :
a.
Pernafasan
perut, yang mengembang setelah menghirup udara adalah bagian perut.
b.
Pernafasan
dada, ciri utama pernafasan ini adalah mengembangnya dada dan terangkatnya
pundak saat menghirup udara.
c.
Pernafasan
diafragma (sekat rongga badan), pernafasan yang baik sewaktu bernyanyi bernafas
dengan cara ini badan terhindar dari ketegangan yang berlebihan dan memiliki
daya yang cukup untuk menghasilkan dan mempertahankan cadangan udara saat
bernyanyi.
Cara bernafas diafragma :
Berdiri dengan rileks
1. Tarik nafas sedalam-dalamnya melalui
hidung (dua hitungan)
2. Pertahankan beberapa saat (dua
hitungan)
3. Keluarkan udara melalui mulut (
empat hitungan)
4. Kendorkan otot (relaksasi dua
hitungan)
Jadi proses bernafas yang baik sewaktu bernyanyi adalah
menghirup (inhalasi), menahan (suspensasi), mengeluarkan (ekshalasi), menahan
(relaksasi) lalu di ulang lagi.
2. Tehnik Bernyanyi
Suara manusia dibagi menjadi dua
yaitu suara anak-anak dan suara dewasa. Suara anak-anak dibedakan menjadi dua
suara tinggi dan suara rendah. Suara dewasa dibagi dua suara wanita dan suara
pria, jenis suara pria dan wanita dewasa dibedakan menurut register atau
ambitusnya. Dalam paduan suara biasanya hanya dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
sopran, alto, tenor, dan bas. Suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang
(mezzo sopran) suara wanita rendah (alto). Suara pria tinggi (tenor) suara pria
sedang (baritone) suara pria rendah (bas). Suara anak-anak tinggi dan rendah.
Hal penting dalam latihan ini adalah
anda mengenal register atau ambitus suara anda sendiri
a.
Artikulasi
Dapat diartikan sebagai pengucapan
kata-kata dan kalimat music secara nyata dan jelas.
Artikulasi dalam vokal dipengaruhi
oleh bentuk bibir, lidah, dan rongga mulut, dengan cara membuka mulut
lebar-lebar ke bawah bukan ke samping.
b.
Pembentukan suara
Ada dua dasar dalam pembentukan
suara yang baik yaitu :
1.
Otot-otot leher dan kerongkongan diupayakan tetap selemas mungkin
2.
Mulut di buka lebar-lebar ketika menyanyikan huruf-huruf hidup
c.
Resonansi
Maksudnya
adalah pernafasan rongga-rongga kepala, leher, dan dada. Ruang resonansi yang paling utama
terdapat dibagian kepala. Ruang ini apabila dimanfaatkan dan dilatih dengan
baik akan memberikan banyak kebaikan pada suara yang dihasilkan.
Latihan-latihan untuk membentuk
resonator yang baik.
1.
Mulut dikatupkan dengan bibir saling bersentuhan namun tidak ditekan
2.
Rahang bawah diturunkan dengan luwes dan tidak kaku
3.
Gigi bawah dan atas memiliki jarak 1 cm atau setebal jari telunjuk
4.
Lidah menyentuh gigi bawah dan permukaannya datar
5.
Rongga mulut dan tenggorokan membentuk ruang yang seluas mungkin
3.
Penampilan
Bernyanyi yang baik tidaklah seperti
yang kita saksikan setiap hari melalui televisi yang kurang memperhatikan
kostum dan gerakan-gerakan yang berkenaan dengan lagunya. Gerkan tubuh yang
benar adalah gerakan yang mendukung ungkapan music yang hendak disampaikan
kepada pendengar gerakan tangan dan kaki dilakukan dengan wajar karena
bernyanyi lebih mengutamakan unsur vokal (audio) dibandingkan dengan unsur
gerak atau visual. Busana sopan dan wajar sangat baik dikenakan pada acara
pementasan musik.
Perkembangan audio saat ini
memungkinkan penyanyi untuk menggunakan microphone. Seorang penyanyi perlu
berlatih menggunakan microphone dan berkonsultasi kepada ahli audio tentang
microphone mana yang paling sesuai untuk jenis suaranya disaat hendak
bernyanyi.
B. MENDIREKSI
Aba-aba sangat penting dalam
permainan kelompok musik seperti paduan suara Ansambel maupun orkes. Aba-aba
selain memperlihatkan irama dan tempo lagu juga memberikan tanda-tanda
ekspresi. Dalam permainan musik pemberi aba-aba adalah seorang pemimpin dan
biasa disebut dirigen atau konduktor (conductor). Jiwa suatu lagu sangat
tergantung dari seorang dirigen atau konduktor dalam membawakannya oleh karena
itu aba-aba perlu dipelajari lebih mendalam.
1.
Jenis Aba-Aba
a.
Aba-aba
satu pukulan
Gambaran
ayunan tangan pada aba-aba ini adalah mulai dari titik tertnggi kemudian turun
kebawah langsung membentuk gerakan melingkar kesamping luar sebelah kanan lalu
naik kembali ketitik awal.
Lagu-lagu yang sudah dikenal untuk melatih gerakan ba-aba
ini adalah :
· Tujuh belas Agustus, ciptaan
H.Mutahar
· Apuse (Papua)
· Helarotan (Maluku)
· Potong Bebek Angsa
b.
Aba-aba dua pukulan
Gerakan
aba-aba ini dimulai sama dengan gerakan satu pukulan. Jadi, mulai dari titik
awal (setinggi mars), kemudian turun ke bawah dalam bentuk melingkar keluar,
lalu naik ke atas (setinggi bahu) untuk hitungan satu.
c.
Aba-aba tiga pukulan
Setelah
kita belajar dan menguasai aba-aba satu dan dua pukulan kini kita lanjutkan
pada irama terner yaitu dalam satu birama terdapat tiga ketukan. Dalam irama
terner ketukan yang kuat terdapat pada ketukan pertama dua hitungan berikutnya
diketuk lebih ringan. Untuk membedakan ketukan kuat dan lemah dalam memberi
aba-aba pada umumnya ditunjukkan oleh gerakan yang lebih tegas.
d.
Aba-aba empat pukulan
Gerakan
aba-aba ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari irama dua atau biner.
Oleh karena itu dalam memberi aba-abanya pun seolah-olah ada dua pukulan berat
yaitu hitungan satu dan tiga serta dua pukulan ringan pada hitungan dua dan
empat.
d.
Aba-aba
enam pukulan
Gerakan aba-aba ini pengembangan
dari irama dua atau jenis birama susun. Dikatakan demikian karena dalam satu
birama terdapat dua pukulan kuat yang jatuh pada hitungan pertama dan keempat
dengan demikian dalam gerakan aba-abanya ketukan kuat itu harus diayunkan lebih
kuat atau panjang dibandingkan dengan ketukan lainnya.
2.
Tehnik Aba-aba
Tehnik aba-aba sebelum suatu lagu
dimulai dan diakhiri
a. Aba-aba permulaan
·
Sikap siap
·
Gerakan pendahuluan
·
Saat memulai atau insetting
b. Sikap siap
Sikap siap
di sini adalah aba-aba yang diberikan oleh pemimpin agar penyanyi atau pemain
musik konsentrasi seta menegnal tempo, dinamik, dan ekspresi lagu.
c. Gerakan Pendahuluan
Setelah
penyanyi atau pemain musik berkonsentrasi dengan aba-aba persiapan maka
berikutnya adalah aba-aba atau gerakan pendahuluan jadi aba-aba pendahuluan
dilakukan di antara aba-aba persiapan dan insetting.
d. Aba-aba Penutup
Untuk
mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragu-raguan bagi pemusik maka
aba-aba penutup harus berlangsung sampai nada terakhir sudah selesai. Baru pada
hitungan berikutnya aba-aba dihentikan. Menghentikan aba-aba ini adalah dengan
menambahkan sedikit gerakan lingkaran kecil persis setelah gerkan aba-aba nada
terakhir selesai.
3. Sikap
Badan
Mulailah
berlatih pada sikap berdiri pada kedua kaki anda posisi kaki kiri sedikit lebih
maju daripada kaki kanan. Pandangan lurus dan menyeluruh ke depan kemudian
angkat kedua tangan hingga sejajr dengan mata lalu turunkan. Kepala tegak
jangan kaku namun penuh percaya diri dan berwibawa tangan dan jari-jari harus
bebas dan luwes.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dengan menguasai olah musik baik
akan bermanfaat untuk perkembangan rasa seni ( keindahan ) pribadi, juga
bermanfaat bagi kelancaran tugas fdalam mengembangkan rasa seni anak didik
kita. Jika seorang Guru mampu menguasai materi pelajaran musik dengan baik dan
benar akan di senangi oleh anak didiknya. Rasa senag itulah yang akan
menumbuhkan rasa seni anak didik akan mudah dikembangkan sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak lagi di rasakan sebagai beban tetapi menjadi sesuatu hal
yang sangat menyenangkan. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh
yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan
tujuan tertentu dalam tari. Judul akan mencerminkan gerakan - gerakan tarinya,
sehingga memilih judul tari harus sesuai dengan jiwa perkembangan anak
2.
Saran
Untuk membuat konsep tari anak
tidaklah harus menggunakan konsep yang lengkap, pilihlah aspek yang dibutuhkan
saja. Misalnya tema, konsep tata rias busan, serta konsep iringan saja.
Ingatlah, bahwa tari yang akan kita buat adalah tari anak, jadi buatlah
musiknya yang sederhana dan mudah diterima serta akrab ditelinga anak. Seni,
syarat dengan kreativitas. Maka kemampuan kreativitas masing-masing orang dalam
menyusun karya tari berbeda-beda dan bervariasi. Setiap orang memiliki karakter
masing-masing, maka dalam tahap penciptaan karya tari tersebut, tidak menutup
kemungkinan bentuk maupun prosesnya akan sangan bervariasi sesuai dengan
kemampuan dan daya imajinasi masing-masing. Kami sebagai penyusun menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat khususnya kepada kami dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ade
Mardiana Dkk [ et al ]. Pendidikan
jasmani dan olahraga . Tangerang
Selatan: Univesitas Terbuka, 2015.